(MaritimBangkit, Artikel)
“Nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudra,
menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa. Angin bertiup layar
terkembang, ombak berdebur di tepi pantai, pemuda berani bangkit sekarang, ke
laut kita beramai-ramai.”
-----------------
MENYIMAK lirik lagu di atas saja, rasanya sudah cukup
menunjukkan, bahwa Bangsa Indonesia sejak dahulu kala adalah memang Bangsa
Maritim yang amat besar. Tapi di era-era belakangan, kita hanya bisa mengenang
dan menghibur diri melalui lagu tersebut seiring meredupnya kejayaan kita
sebagai bangsa maritim.
Padahal, nenek moyang kita adalah pelaut ulung dengan
aktivitas kemaritimannya yang sangat tinggi. Sebab, wilayah kepulauan Nusantara
yang terletak pada titik silang jaringan lalu-lintas laut dunia, membuat posisi
Indonesia sebagai penghubung “dua dunia”, Timur dan Barat.
Kekayaan dan hasil bumi Indonesia merupakan kebutuhan yang
“diperebutkan” di pasaran dunia. Hal itulah yang membuat aktivitas kemaritiman
(perdagangan dan pelayaran) kita amat padat dan ramai, bahkan menjadi “incaran”
untuk dikuasai oleh bangsa lainnya.